PERTEMUAN 7

Selasa, 16 Maret 2021

BAB 10

ISLAM MEMBERIKAN KEMUDAHAN MELALUI SALAT JAMA' DAN QASAR

Mari Kita berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran

     بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا

آمين

Assalamuallaikum. Wr. Wb.

Pelajaran Ketujuh kita pada materi pendidikan Agama Islam kelas 7 adalah belajar tentang Shalat Jama' dan Qasar. Sedikit pembuka dari saya, kita sekarang berada dimasa Pandemi Covid 19 yang  segala sesuatunya serba terbatas. Entah itu komunikasi entah itu silaturahmi dan lain sebagainya. Saya berharap agar kalian semua tetap semangat dalam belajar walaupun  kalian Belajar Dari Rumah melalui Pembelajaran Daring ini. Semoga Pandemi ini segera berakhir agar kita bisa belajar Tatap Muka kembali seperti semula. Aamiin. 

Shalat jama’ artinya shalat yang dikumpulkan. Yang dimaksud dengan shalat jamak ialah mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan dalam satu waktu shalat. Shalat yang boleh dijamak adalah shalat Dhuhur dengan Ashar, dan Magrib dengan Isya’.

Shalat jama’ ada dua macam, yaitu:

·         Jama’ Taqdim, artinya mengumpulkan kemuka, yaitu mengerjakan shalat maghrib dengan isya dalam waktu maghrib, dan mengerjakan shalat zuhur dan ashar dalam waktu zuhur. Jadi dalam waktu ashar dan maghrib tidak mengerjakan shalat lagi.

·         Jama’ Takhir, artinya mengumpulkan kebelakang, yaitu mengerjakan shalat zuhur dan ashar dalam waktu ashar, dan mengerjakan shalat maghrib dan isya dalam waktu isya. Dalam waktu zuhur dan maghrib tidak mengerjakan shalat lagi

            Hukum shalat jama’ adalah boleh bagi orang yang berada pada kondisi darurat,                     seperti dalam perjalanan jauh.

            Ketentuan ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.




“Dari Anas r.a., ia berkata : Apabila Nabi Muhammad saw. Hendak menjama’ antara dua salat ketika dalam perjalanan, beliau mengakhirkan salat Zuhur hingga awal waktu Asar, kemudian beliau menjama’ antara keduanya.” (H.R. Muslim)

 Syarat jama’ taqdim, yaitu:

1.       Shalat zuhur lebih dahulu dikerjakan dari shalat ’ashar, dan shalat maghrib lebih dahulu dari shalat isya.

2.      Berniat jama’ dalam shalat yang pertama, yaitu berniat dalam shalat zuhur atau dalam shalat maghrib menjama’kan shalat. Niat jama’ boleh dilakukan selama belum selesai memberi salam dari shalat yang pertama.

3.      Shalat yang dijama’ dikerjakan beriring-iringan, tidak boleh lama perpisahan antara keduanya.

4.      Senantiasa dalam perjalanan hingga dimulai takbiratul ihram shalat yang kedua. Jika sebelum takbiratul ihram yang kedua ia telah sampai di tempat tinggalnya, tidak boleh dijama’kan shalat itu lagi, tetapi haruslah shalat ashar atau isya dikerjakan dalam waktunya masing-masing.

5.      Perjalanan itu tidak maksiat.

Syarat jama’ takhir, yaitu:

1.       Berniat mengumpulkan shalat dalam waktu shalat yang pertama, yaitu dalam waktu zuhur atau maghrib, berniat akan mengumpulkan shalat zuhur dengan ashar atau akan mengumpulkan shalat magrib dengan isya.

2.      Senantiasa dalam perjalanan hingga selesai shalat tersebut keduanya.

3.      Sekurang-kurang perjalanan sejauh perjalanan dua hari.(± 90 km)

4.      Perjalanan yang tentu tujuannya.

5.      Perjalanan itu tidak maksiat.



Salat qasar adalah Salat fardu yang diringkas dari 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Dengan demikian Salat fardu yang boleh diqa£ar adalah Salat Zuhur, Asar, dan Isya. Sedangkan Salat Magrib dan Subuh tidak boleh diqasar .

 

Hukum Salat qasar adalah sunah sebagaimana di jelaskan dalam Q.S. an Nisa/4: 101 yang berbunyi:

 


Syarat shalat qashar, yaitu:

1.       Sekurang-kurangnya perjalanan yang ditempuh sejauh perjalanan dua hari. Menurut perhitungan Saijid Ahmad Bek Al Husaini dalam kitab Dalil-ul Musafir, jarak perjalanan dua hari itu 89.040 meter.

2.      Berniat mangqashar shalat dalam takbiratul ihram. Misal niatnya: ”aku sengaja mengerjakan shalat fardhu zuhur dua rakaat qashar karena Allah”.

3.      Perjalanan itu tidak maksiat.

4.      Perjalanan itu menuju tempat yang tertentu. Orang yang tidak tertentu tujuan perjalanannya, tidak boleh mengqashar shalat.

5.      Tidak berimam kepada orang yang tidak mengqashar shalatnya.

6.      Senantiasa dalam perjalanan hingga selesai shalat. Orang yang shalat naik kenderaan misalnya, sebelum memberi salam telah sampai ke tempat tinggalnya, harus menyempurnakan shalatnya itu empat rakaat.

7.      Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan qashar. Misalnya berniat menetap pada tempat melakukan qashar sampai empat hari dan empat malam atau lebih. Apabila ia berniat akan menetap di tempat itu selama waktu tersebut atau lebih, maka mulai dari waktu itu ia tidak boleh melakukan qashar lagi.

8.     Tidak memilih jalan yang jauh dan meninggalkan jalan yang dekat dengan maksud supaya boleh qashar. Dan jika ia menempuh jalan itu karena lebih bagus atau lebih aman misalnya, maka boleh mengqasharnya.

                    


        Untuk tugas Hari ini silahkan rangkum penjelasan dari saya (DIBUKU CATATAN), Rangkuman tidak dikumpulkan, akan dinilai ketika pembelajaran tatap muka.

                    Ketika sudah selesai silahkan mengerjakan soal harian di link berikut :


                                                        TUGAS PERTEMUAN 7

    Terimakasih atas perhatiannya. Selamat belajar dan mengerjakan. Ada kurang lebihnya Saya mohon maaf.

 

        Wassalamuallaikum. Wr. Wb.

 

                        Mari kita akhiri pembelajaran ini dengan membaca doa sesudah belajar

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

 

اللَّهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنِيْهِ فَارْدُدْهُ اِلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِىْ وَلَا تَنْسَنِيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ